Membahas soal menopause, tidak ada seorangpun yang dapat dengan pasti menentukan kapan menopause ini akan datang. Kebanyakan wanita akan mengalaminya pada usia 50 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi lebih cepat atau lebih lambat. Proses menopause ini akan memakan waktu antara 3–5 tahun sampai dinyatakan lengkap, ketika seorang wanita telah berhenti haid selama 12 bulan.
Sebagian wanita takut menghadapi menopause karena akan mengurangi peran atau kesempatan untuk berprestasi. Bila sudah demikian, umumnya beban stres mereka semakin bertambah, karena terbaginya pikiran untuk pekerjaan dan keluarga. Mereka dihadapkan pada berbagai perubahan dalam diri maupun kehidupan rumah tangga.
Padahal, proses ini tidak akan menghambat kinerja mereka. Semua bergantung pada pikiran masing-masing individu. Karena itu, penting bagi kaum wanita untuk membekali diri dengan ilmu melalui pembahasan tentang menopause; didukung dengan perkembangan teknologi kedokteran yang juga semakin canggih untuk mengatasi berbagai ketidaknyamanan selama masa ini terjadi.
Mungkin Anda akan bertanya apa saja yang akan terjadi pada diri Anda saat Anda mengalami menopause. Ya, masa ini sering dibarengi dengan berbagai keluhan, seperti hot flush (semburat panas dan keringat malam hari), insomnia, sakit kepala, mood swing (perubahan suasana hati secara drastis).
Gejala pada masa perimenopause ini mirip dengan PMS (pre-menstruasi syndrome), yang umumnya timbul menjelang haid. Penyebabnya sama, yaitu terjadinya perubahan hormon. Pada wanita menjelang menopause, penyebab utama adalah menurunnya hormon estrogen secara drastis.
Dari pelbagai penelitian dan kajian, diperoleh data bahwa 75 persen wanita yang mengalami menopause akan merasakan sebagai masalah atau gangguan seperti disebutkan di atas, sedangkan sekitar 25 persen tidak memasalahkannya. Beberapa hal yang mempengaruhi ”persepsi” seorang perempuan terhadap menopause, antara lain faktor kultural, sosial-ekonomi, gaya hidup, ”kebutuhan” terhadap kehidupan seksual.
Yang menarik, pada umumnya wanita Asia dan Afrika menganggap menopause sebagai ”takdir” yang harus diterima dengan realistis dan lapang dada, sedangkan kebanyakan perempuan Barat memang lebih ”cerewet” dalam menghadapi menopause beserta segala akibatnya.
Menurut Kepala Pusat Obat Pencegahan di Harvard’s Brigham and Women’s Hospital JoAnn E Manson MD PhD,wanita tidak perlu mengonsumsi obat apa pun saat menopause. Namun, dekade 1970-an, mulai diperkenalkan suatu metode pengobatan dan penanggulangan menopause dengan menggunakan obat-obat hormon pengganti (hormonal replacement therapy/HRT) plus kalsium untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan, yang kemudian menjadi ”standar” penanganan menopause sampai sekarang
MILAGROS sebagai air dengan kandungan terbaik (mineral organik) menjadinya sebagai sebuah jenis cairan penting yang perlu dikonsumsi bagi para wanita yang telah menopause. Hal ini mengingat diantara mineral organik yang dikandungnya adalah kalsium yang merupakan asupan yang sangat diperlukan bagi mereka yang memasuki atau telah berada di kondisi menopause. Lebih dari itu, MILAGROS juga mengandung magnesium yang menjadikan keterserapan kalsium dalam tubuh menjadi maksimal.
No comments:
Post a Comment